Kota Binjai Lambang Kota Binjai |
 Peta lokasi Kota Binjai |
Provinsi | Sumatera Utara |
Ibu kota | Kecamatan Binjai Kota |
Pemerintahan |
- DAU | Rp. 477.553.537.000.-(2013)[1] |
Luas | 90,45 km2 |
Populasi |
- Total | 282.415 jiwa |
- Kepadatan | 3.122,33 jiwa/km2 |
Demografi |
- Suku bangsa | Melayu, Batak, Jawa, Tionghoa |
- Agama | Islam, Kristen, Hindu, Konghucu |
- Bahasa | Indonesia, Melayu, Batak, Hokkian, Jawa |
- Zona waktu | WIB |
- Kode area telepon | 061 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan | 5 |
- Kelurahan | 37 |
- Situs web | http://www.binjaikota.go.id |
Binjai yaitu salah satu kota (dahulu kawasan tingkat II berstatus kotamadya) dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatera Utara, Ajang. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai yaitu ibukota Kabupaten Langkat yang belakang dialihkan ke Stabat. Binjai bersamaan batasnya langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai yaitu salah satu kawasan dalam proyek pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan Ajang, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan Ajang dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Ajang dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di kawasan strategis di mana yaitu pintu gerbang Kota Ajang ditinjau dari provinsi Aceh.
Binjai sejak lama dijuluki sebagai kota rambutan karena rambutan Binjai memang sangat terkenal. Bibit rambutan asal Binjai ini telah tersebar dan dibudidayakan di beragam tempat di Indonesia seperti Blitar, Jawa Timur menjadi komoditi unggulan kawasan tersebut.
Sejarah

Pemandangan jalan di Binjai (1885-1895)

Masjid di Binjai (1890-1894)
Sedang sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat.
Berlandaskan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang dianggarkan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, berpihak kepada yang benar yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam beragam tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, lebih kurang di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara kebiasaan dalam rangka pembukaan Kampung tersebut dipersiapkan di bawah sebatang pohon Binjai (Mangifera caesia) yang rindang yang batangnya amat akbar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup akbar dan dapat dilayari sampan-sampan akbar yang berkayuh sampai jauh ke kelurahan.
Di sekitar pohon Binjai yang akbar itulah belakang diperbaiki beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi akbar dan luas yang akhir-akhirnya mengembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai dihadiri oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka.
Belakang nama pohon Binjai itulah yang akhir-akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini yaitu sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.
Geografi
Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata yaitu 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Ajang bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Ajang Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama mempunyai di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 mempunyai dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 yaitu mempunyai dalam wilayah Kota Binjai.
Mempunyai 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang menyuplai kebutuhan sumber air bersih untuk PDAM Tirta Sari Binjai untuk belakang disalurkan untuk kebutuhan warga kota. Namun di pinggiran kota, sedang banyak warga yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang sedang layak dikonsumsi.
Batasan wilayah
Pemerintahan
Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang belakang dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan kampung. Sedianya Binjai hanyalah sebuah kecamatan di dalam lingkup Kabupaten Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru diadakan pada tahun 1981.

Kantor wali kota Binjai
Wali kota Binjai yang sekarang yaitu H.M.Idaham SH MSi dan Wakil wali kota Timbas Tarigan Amd yang dilantik pada tanggal 13 Agustus 2010 untuk masa jabatan 2010-2015. Wali kota berkantor di Balai Kota yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 6, Binjai.
Kota Binjai sebelumnya yaitu tempat bermarkas Kepolisian Resort Langkat yang mengurusi urusan kepolisian Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Pada tahun 2001, Polres Langkat belakang dialihkan bermarkas di Stabat, ibukota Kabupaten Langkat. Sedangkan untuk Kota Binjai diadakan Kepolisian Resort Kota Binjai (Polresta Binjai).
Tepat di depan kantor wali kota, terdapat Lapangan Merdeka dan Pendopo Umar Baki di Jalan Veteran. Lapangan Merdeka yaitu alun-alun warga Kota Binjai sedangkan Pendopo Umar Baki yaitu gedung serba guna untuk melangsungkan banyak kegiatan yang dipekerjakan resmi maupun tidak resmi.
Demografi
Kota Binjai yaitu kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini mengeluarkan Binjai kaya hendak kebudayaan yang beragam. Banyak warga kota Binjai sampai pada April 2003 yaitu 223.535 jiwa dengan kepadatan warga 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga warga Binjai yang melakukan pekerjaan di Ajang karena transportasi dan jarak yang relatif akrab.

Perayaan Imlek di Vihara Setia Buddha, Binjai
Agama di Binjai terutama:
- Islam - dipeluk mayoritas suku Jawa dan Melayu, mesjid terbesar bertempat di Jalan Kapten Machmud Ismail.
- Kristen - dipeluk beberapa akbar suku batak Karo.
- Buddha - dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di Binjai Kota dan Binjai Barat.
- Hindu - mempunyai 1 pura di Binjai bertempat di Jalan Ahmad Yani, agama Hindu dipeluk terutama oleh etnis India.
Perekonomian
Kawasan perdagangan dan fokus perekonomian serta fokus pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian difokuskan di kawasan Binjai Utara, sedangkan di sebelah timur dan selatan yaitu kawasan konsentrasi pertanian. Kawasan pengembangan peternakan difokuskan di kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai juga yaitu penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan perekonomian di Kotamadya Binjai berasal dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang harga 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per kapita warga Binjai yaitu sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini sedang mempunyai di bawah rata-rata pendapatan per kapita propinsi Sumatera Utara yang akbarnya Rp. 4,9 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas landasan harga tetap sebesar 5,68 persen pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup berpihak kepada yang benar jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.
Secara umum mempunyai empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasa
Babak perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian yaitu perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun.[2] Sayangnya, kapasitas sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu sendiri, misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang lengkap.
Fokus perbelanjaan tradisional di Binjai menanggapi penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:
- Fokus Pasar Tavip - yaitu pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota.
- Pasar Kebun Lada - bertempat di Binjai Utara
- Pasar Brahrang - bertempat di Binjai Barat
- Pasar Rambung - bertempat di Binjai Selatan
- Pasar Trengganu - bertempat di Binjai Timur
Selain itu juga mempunyai fokus perbelanjaan modern seperti:
- Binjai Supermall
- Fokus perbelanjaan Suzuya
- Mini Market Tahiti
- Toserba Binjai Ramayana
- Mall Ramayana
Pertokoan perdagangan yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, juga mempunyai Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang menjadi fokus makanan di malam hari.
Edukasi
Sampai saat ini, banyak sekolah umum yang terdaftar di Pemerintah Dati II Binjai yaitu 154 SD, 37 SMP, 9 MT, 31 SMU dan 10 MA, semuanya berjumlah 241 buah. Banyak warga usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) yaitu 78.000 jiwa. Dari total banyak 241 buah sekolah ini, 85 sekolah di antaranya terletak di Binjai Utara. Salah satu sekolah yang terkenal yaitu Sekolah Swasta Methodist Binjai yang masuk dalam 40 sekolah unggulan menurut majalah GATRA dengan judul "40+ Sekolah Unggulan" untuk memperingati Hari Edukasi Nasional.
Transportasi
Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama yaitu beca mesin roda tiga yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain transportasi jalan, mempunyai juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Ajang dan Kwala di Kabupaten Langkat.
Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari[3]:
Letak Binjai juga tidak jauh dari bandara terdekat yaitu Bandara Polonia, Medan. Selain itu, pelabuhan terdekat juga hendak dihubungkan dengan jalan tol bila proyek jalan tol Medan-Binjai habis beberapa tahun lagi.
Telekomunikasi
Kota Binjai dengan kode pos 20700, saat ini mempunyai satu kantor pos induk di Jalan Jenderal Sudirman dengan dua kantor pos pembantu.
Lain-lain
Ikon kota

Tugu Perjuangan '45 di Binjai
Salah satu ikon Kota Binjai yaitu Tugu Perjuangan 1945 yang menjadi perlambang pintu gerbang Kota Binjai menyambut kemunculan pengunjung dari luar kota.Tidak banyak yang mengetahui, bahwa peranan Muhammadiyah di awal-awal kemerdekaan tahun 1945 sangat-sangat dominan. Pengibaran sang saka Merah Putih pada tanggal 06 September 1945 bertepatan dengan 1 syawal 1365 H (Hari Jumat)dilaksanakan oleh Pengurus dan Anggota Muhammadiyah serta warga umum berbeda-bedanya segera setelah menerima telegram bahwa Republik Indonesia sudah MERDEKA.Pengakuan Pemko dalam hal ini dapat dilihat dan diperhatikan dengan demikianlah keadaanya tatengger di jalan Perintis Kemerdekaan. Selain itu, sebelumnya Binjai juga mempunyai ikon berbeda-beda yaitu tugu air peninggalan seratus tahun Belanda di Jalan Jenderal Sudirman yang sebelumnya digunakan untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah di dalam kota. Namun peninggalan bersejarah ini beberapa tahun belakang telah diubahkan dengan jejeran rumah toko.
Pintu gerbang ke Langkat
Binjai juga yaitu salah satu tempat transit untuk wisatawan yang berhasrat menuju ke kawasan wisata Bukit Lawang di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat yang berjarak 68 km di barat laut Binjai. Bukit Lawang juga yaitu kawasan konservasi mawas Sumatera (orang utan merah).
Rumah sakit
Mempunyai 4 rumah sakit akbar kecil yang menanggapi kebutuhan kesehatan warga Binjai yaitu:
- RS Korem 023 Binjai
- RS Umum Binjai (Dr. Djoelham)
- RS Bangkatan
- RS PTP IX
Pemakaman umum
Taman pemakaman umum di Binjai yaitu:
- Pekuburan Brahrang, di Binjai Barat
- Pekuburan Rambung, di Binjai Selatan
- Perkuburan Kebun Lada, di Binjai Utara
- Pekuburan Marcapada
Selain itu juga mempunyai Taman Makam Pahlawan Binjai yang bertempat di Jalan Pahlawan, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Binjai Kota.
Data kota
- Wilayah: 90 km²
- Warga: 232.236 jiwa
- Rumah Tangga : 47.927 rumah tangga
- Provinsi: Sumatera Utara
- Tenaga kerja: 160.000 jiwa
- Subdivisi: 5 kecamatan dan 37 kelurahan/kampung
- Komoditi Unggulan: Rambutan dan Bengkuang
- Hari jadi: 17 Juni (berdiri 1872)
Tokoh-tokoh dari Binjai
- Amir Hamzah, sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru , Pahlawan Nasional
- Rizaldi Siagian, musikus
- Pontas Purba, konduktor & musikus
- H.M. Ali Umri SH MKn
- Ir. H. Djaili Azwar, M.Si, Assisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Komisaris Utama Bank Sumut
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tentang potensi Binjai http://www.pempropsu.go.id/ongkam.php?me=potensi_binjai
- ^ Situs Pemko Binjai http://www.binjai.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=78&Itemid=89
Pranala luar
- Situs resmi Pemerintah Kota Binjai
Sumber :
m.andrafarm.com, binjai.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dll.